TEKS BERJALAN



ASBANIAH ANAK MANAJEMEN DAKWAH STAIN SAMARINDA

Pages

METODE DAN STRATEGI DAKWAH DIERA MODERN



Lama sebelum lambang-lambang tulisan digunakan, orang sudah menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Bahkan setelah tulisan ditemukan. Bicara mempunyai banyak kelebihan, di antaranya lebih personal dan manusiawi, maka tidak heran jika seseorang yang mempunyai kemampuan bicara yang baik akan mendapatkan perhatian lebih dari orang lain. Dilihat dari sejarahnya, memang manusia bertukar informasi melalui bahasa. Maka bahasa dapat disebut sebagai teknologi. Bahasa memungkinkan seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain. Tetapi bahasa yang disampaikan dari mulut ke mulut hanya bertahan sebentar saja, yaitu saat si pengirim menyampaikan informasi melalui ucapannya. Setelah ucapan itu selesai maka informasi berada ditangan si penerima. Selain itu jangkauan suara juga terbatas. Sampai jarak tertentu meskipun masih terdengar informasi yang disampaikan lewat bahasa suara akan terdegradasi bahkan hilang sama sekali.
Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang melalui gambar. Dengan gambar jangkauan informasi bisa lebih jauh. Gambar ini bisa dibawa-bawa dan disampaikan kepada orang lain. Selain itu informasi yang ada bertahan lebih lama. Beberapa gambar peninggalan jaman purba pun masih ada sampai sekarang, sehingga manusia sekarang dapat (mencoba) memahami informasi yang ingin disampaikan pembuatnya.
Adanya alfabet dan angka arabik memudahkan penyampaian informasi dari yang sebelumnya satu gambar mewakili suatu peristiwa dibuat dengan kombinasi alfabet, atau penulisan angka yang tadinya dengan simbol MCMXLIII diganti dengan 1943. Teknologi ini pun memudahkan penulisan informasi.
Teknologi percetakan memungkinkan pembuatan pintu informasi lebih cepat lagi. Teknologi elektronik seperti radio, tv, komputer bahkan membuat informasi menjadi lebih cepat tersebar di area yang lebih luas dan lebih lama tersimpan. Adanya perkembangan teknlogi informasi menyebabkan adanya “virus” globalisasi, saat ini nilai ruang waktu bisa digantikan.
Uraian sistematis tentang retorika pertama kali diletakkan oleh orang Syracuse, sebuah koloni Yunani di Pulau Sicilia. Bertahun-tahun koloni itu diperintah para Tiran, yang di mana dan zaman apapun senang menggusur tanah rakyat.
Disinilah kemusykilan terjadi. Untuk mengambil haknya, pemilik tanah harus sanggup meyakinkan dewan juri di pengadilan. Waktu itu tidak ada pengacara dan sertifikat tanah, maka orang harus meyakinkan mahkamah dengan cara berbicara dengan metode yang benar.
Untuk membantu orang memenangkan haknya di pengadilan, Corax menulis makalah retorika, yang diberi nama Techne Logon (Seni Kata-kata). Walaupun makalah ini sudah tidak ada, dari para penulis sezaman, dapat diketahui bahwa dalam makalah itu ia berbicara tentang “teknik kemungkinan.”
Di samping teknik kemungkinan, Corax meletakkan dasar-dasar organisasi pesan . Dan ia membagi pidato pada lima bagian: pembukaan, uraian, argumen, penjelasan tambahan, dan kesimpulan. Dan dari sinilah, para ahli retorika kelak mengembangkan organisasi pidato.
Seiring dengan berkembangnya zaman, globalisasi sebagai fenomena terbuka luasnya ruang dan waktu bukan hanya sebuah keniscayaan yang tidak dapat ditampik, melainkan juga menguntungkan bagi interaksi peradaban seluruh umat manusia. Kemunculannya dengan kemajuan peradaban manusia menjadikan globalisasi sebagai sebuah ideologi bagi masyarakat masa kini yang juga disebut sebagai masyarakat informasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Memahami ilmu dakwah berarti memahami pula unsur-unsur pokok dakwah dan berbagai macam lika-liku perjalanan metode dan pendekatan dakwah. Hal ini harus sangat dipahami oleh seorang da’i yang menjadi juru dakwah. Dalam hal ini sering dikatakan bahwa berdakwah menjadi kewajiban setiap muslim yang akil baligh. Tetapi bagi mereka yang dengan tambahan syarat tertentu dan memiliki kemampuan profesional untuk berdakwah, merupakan kewajiban kolektif (fardhu kifayah) dalam melaksanakan dakwah.
Seperti diketahui unsur pokok dakwah itu ada lima pilar utama, yaitu da’i (juru dakwah), mad’u (masyarakat yang menjadi sasaran dakwah), maudhu’ (materi dakwah), thariqah (metode dakwah), dan wasilah (media dakwah).
Tujuan umum dakwah adalah mengajak umat manusia kepada jalan yang benar agar dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Masyarakat Informasi
Pada awal abad ke-21, kaum terpelajar Indonesia banyak yang bergabung dengan organisasi-organisasi keislaman, seperti HMI, PII, PMII, KAMMI, ICMI, dan sebagainya. Bahkan partai-partai berbau keislaman banyak menghimpun intelektual-intelektual terpandang. Namun, karena orientasi pergerakan mereka lebih menyantuni kepentingan elite perkotaan, organisasi-organisasi pergerakan Islam itu pun kehilangan keterpautannya dengan akarnya. Secara keseluruhan, basis massa pergerakan dan kepartaian berbau Islam tampak goyah seiring dengan banyak munculnya persaingan dalam dunia perpolitikan.
Tiap zaman memiliki tantangannya sendiri-sendiri. Setiap zaman kader-kader pergerakan Islam dituntut untuk membaca tanda-tanda sejarah, untuk bisa merespon keadaan secara tepat. Tradisi harus disegarkan dengan inovasi. Rutinitas harus diberdayakan dengan kreativitas. Di awal abad yang lalu, meskipun generasi pertama inteligensia Muslim yang dijurubicarai oleh Agus Salim dan Tjokroaminoto memperoleh pengikut yang luas, posisi mereka dalam kepemimpinan nasional rapuh, seiring dengan melemahnya basis ekonomi santri dan menguatnya elit pengetahuan baru yang tercerabut dari komunitas kesantrian.
Dalam menghadapi tantangan globalisasi dan industialisasi, organisasi Islam perlu membenahi diri. Pembenahan diri ini meliputi modernisasi sistem organisasi, strategi dan metode kerja untuk dapat berhasil memenuhi tuntutan masyarakat modern. Dalam rangka itu, semua ormas Islam ataupun organisasi dakwah Islam dituntut mampu menawarkan pemahaman Islam yang modern.
Islam sebagai agama yang bersifat universal, meniscayakan adanya pemahaman selalu baru untuk menyikapi perkembangan kehidupan manusia yang selalu berubah. Islam yang universal, yang dalam arti cocok untuk segala ruang dan waktu, menuntut aktualisasi nilai-nilai Islam dalam konteks dinamika kebudayaan. Kontekstualisasi ini tidak lain dari upaya menemukan titik temu antara hakikat Islam dan semangat zaman.
Disamping dengan melakukan modernisasi ide menghadapi tantangan globalisasi dan industrialisasi, juga dilakukan dengan modernisasi kelembagaan. Organisasi-organisasi Islam dituntut untuk mengembangkan profesionalitas, yaitu kemampuan untuk berbuat mengikuti proses manajemen yang mengandung tiga kegiatan utama: perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.
Dalam hal perkembangan zaman, informasi telekomunikasi dan informatika memegang peranan penting sebagai teknologi kunci (enabler-technology). Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi yang begitu pesat memungkinkan lahirnya metode-metode baru yang diterapkan secara lebih efisien.
Dalam era informasi, jarak fisik atau jarak geografis tidak lagi menjadi faktor yang sulit. Dalam menjalin hubungan atau konektivitas antar manusia atau lembaga, dunia ini telah menjadi suatu kesatuan yang sering disebut dengan “Global Village”. Dan awal mula masyarakat informasi terbentuk yaitu melalui proses transisi dari masyarakat sebelumnya seperti masyarakat pra pertanian, masyarakat pertanian dan masyarakat industri, yang dipercepat dengan terjadinya perubahan teknologi komunikasi.
Pada akhir tahun 1900-an, pekerja di bidang informasi atau media hanya berjumlah sekitar 10 persen. Pada akhir masyarakat industri yang merupakan awal era informasi di sekitar tahun 1950-an, pekerja di bidang media / informasi telah mencapai 30 persen dari berbagai jenis pekerjaan. Dan pada akhir tahun 1950-an, yang dimana mulai berkembang teknologi komunikasi bersamaan dengan berkembangnya teknologi komputer yang membuat para pekerja yang bergerak di bidang media dan informasi jumlahnya menjadi bertambah sekitar separuh dari jumlah jenis pekerjaan yang ada saat itu dan mulai pesat pada akhir tahun 1960-an.
Perlunya koordinasi dan kerja sama antara lembaga penelitian yang berkompeten dengan telekomunikasi, seperti Lapan, LIPI, BPPT, LEN, dan yang lainnya, ataupun perguruan tinggi teknik yang tersebar di negeri ini. Diharapkan, mereka bisa bekerja sama membantu pemerintah untuk menyiapkan dan mewujudkan masyarakat informasi pada tahun 2015. Sudah seharusnya hasil riset yang telah dilakukan dengan biaya yang tidak kecil bisa memberikan sumbangsih kepada masyarakat untuk menyongsong terwujudnya masyarakat informasi. Untuk meningkatkan sumber daya manusia yang melek teknologi informasi perlu ada gerakan melek teknologi informasi yang tidak hanya berlaku bagi masyarakat kota, namun juga masyarakat pedesaan. Hasil survei yang dilakukan Lapan pada tahun 2003, ternyata masih banyak operator komunikasi radio di pemerintah kabupaten (subbagian sandi dan telekomunikasi) yang berada di luar Jawa yang masih memerlukan peningkatan kemampuan.
Dengan semakin berkembangnya Information and Communication Technology (ICT) pada Masyarakat Informasi, maka berkembang pula proses – proses komunikasi. Komunikasi interpersonal kemudian seolah – olah menjadi tidak berjarak dan dapat dilaksanakan serentak dengan lebih dari dua orang. Jarak pun dalam hal cara berkomunikasi tidak lagi menjadi kendala yang memberatkan. Dalam waktu yang relatif singkat orang yang berkomunikasi akan segera diperkaya informasinya, sehingga mempunyai kemungkinan merubah pandangan – pandangannya dalam waktu yang relatif singkat pula.
HASIL survei International Telecommunication Union (ITU) menunjukkan, pertumbuhan sektor telekomunikasi sebesar 1 persen akan menggerakkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3 persen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa percepatan pertumbuhan ekonomi dapat dipacu dengan meningkatkan pembangunan dan pengembangan sektor tersebut. Oleh karena itu, ditargetkan pada tahun 2014 seluruh desa, perguruan tinggi, akademi, SD dan SMP, perpustakaan, pusat kebudayaan, museum, kantor pos, pusat kesehatan, dan rumah sakit telah terhubung dengan teknologi komunikasi, seperti harapan Menteri Negara Komunikasi dan Informasi (Kompas, 20/12/2003).
Target tadi sejalan dengan hasil pertemuan masyarakat informasi dunia di Geneva akhir tahun 2003 dan Pemerintah Indonesia terikat komitmen untuk menata teknologi komunikasi serta rencana aksi mewujudkan masyarakat informasi (information society) pada tahun 2015 (Kompas, 10/1). Namun, seperti diungkapkan Menneg Komunikasi dan Informasi, melihat kondisi kita saat ini, tak hanya kerja keras yang diperlukan, namun kerja luar biasa. Jaringan teknologi komunikasi yang belum memadai, masih sedikitnya sumber daya manusia yang melek teknologi informasi, dan belum adanya cyber law harus dicarikan solusinya.
Bidang ilmu dan lapangan kerja di bidang komunikasi pun lalu semakin berkembang. Berbagai perkembangan kondisi yang diungkap diatas, berdampak pula bagi pola aktivitas komunikasi yang diistilahkan sebagai berkembangnya pola dan fungsi serta manfaat interaktivitas atau interactivity dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, termasuk ekonomi, keuangan dan bidang politik.
Dunia global telah merangsang perkembangan di berbagai aspek kehidupan. Objek dan tantangan dakwah pun semakin komplek. Para penggiat dakwah dituntut untuk mengimbangi kecerdasan objek dan tantangan dakwah tersebut. Momen Maulid Nabi Muhammad Saw dapat menjadi historic research (penyelidikan sejarah) bagi kaum Muslim, sehingga dapat meneledani strategi dakwahnya.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS al-Ahzab [33]: 21).
Setiap tanggal 12 Rabiul Awal, umat Islam hampir di seluruh dunia, khususnya di Indonesia memperingati hari lahir Muhammad Saw. Peringatan tak lain bertujuan untuk mengingat kembali jejak kehidupan dan perjuangan Rasulullah Saw sejak lahir hingga Islam menyebar ke seluruh dunia. Sikap dan tindakan Rasulullah Saw ketika berinteraksi dan berjuang menyampaikan risalah Islam selalu menjadi bahan renungan dan teladan umat manusia dewasa ini. Karena keluhuran budi pekertinya, tak heran bila Rasulullah Saw menjadi sosok yang disegani, baik oleh kawan maupun lawan.
Ceramah-ceramah para dai dalam setiap momentum Maulid Nabi Muhammad SAW pun tak lepas dari ulasan-ulasan mengenai keluhuran budi pekerti beliau. Keluhuran budi itu pula yang selalu ditekankan, baik kepada kawan maupun lawan. Rujukan utama moral tiada lain adalah Rasulullah SAW yang telah menunjukkan sikap bijak dan berwibawa dalam setiap masalah yang dihadapi masyarakat saat itu. Meneladani akhlak Nabi adalah suatu keniscayaan.
Rasulullah SAW adalah figur teladan abadi sepanjang zaman. Kewibawaan dan sikap-sikap pribadinya telah dicatat dalam berbagai buku sejarah kehidupan beliau (sirah nabawiyah).
Karena kekaguman dan kehebatannya tersebut, Michael Hart, guru besar astronomi dan fisika perguruan tinggi di Maryland, AS dalam bukunya 100 Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, menempatkan Nabi Muhammad SAW pada urutan pertama. Ini adalah bentuk obyektif tentang Nabi Muhammad SAW. Keluhuran budi pekerti beliau, terutama ketika berhadapan dengan Sumamah, seorang pembesar kharismatik Kabilah Hunaifiyah yang paling memusuhi Islam.
Derasnya arus informasi menuntut kita lebih giat menyuarakan kebenaran dan waspada atas berbagai efek negatif era global. Maraknya gerakan radikalisme agama merupakan salah satu dampak negatif globalisasi yang kini menjadi tantangan terberat dakwah Islam. Hampir-hampir umat Islam digiring untuk membenci kelompok non-Islam dan diprovokasi untuk berkonflik dengan aliran-aliran yang berbeda dengan arus utama. Jika fenomena ini dibiarkan, maka umat akan tercabik-cabik karena kebencian dan permusuhan.
Sikap Rasulullah Saw memperlakukan musuh harus kita jadikan rujukan dalam dakwah era global yang semakin banyak tantangan. Demi integrasi dan keutuhan umat Islam dan umat beragama lain, dakwah persuasif yang mendahulukan keluhuran budi pekerti mesti kita tonjolkan. Jangan sampai umat terkoyak-koyak dengan berbagai hasutan yang mengarah pada kebencian dan permusuhan. Apa jadinya bangsa ini jika umat beragama hidup dalam ketidakharmonisan.
Oleh karena itu, momentum Maulid Nabi Muhammad Saw dan keluhuran akhlak beliau dalam berinteraksi dengan kawan dan lawannya harus menjadi rujukan dakwah. Dengan semangat itu, kita berharap dapat menebar dakwah Islam dengan penuh kedamaian, sehingga dapat menopang toleransi beragama. Keluhuran akhlak Rasulullah Saw. itu kini mesti tercermin dalam sikap para pendakwah agar Islam menjadi rahmat semesta alam. Untuk kesuksesan dakwah Islam terutama di Barat, sangat dibutuhkan adanya organisasi dakwah Islamiyah skala internasional yang mampu membentuk dan membina da’i-da’i modern yang handal yang mampu melaksanakan dakwahnya di era globalisasi ini.
“Fenomena para da’i di dunia Islam saat ini merupakan fenomena yang menggembirakan dan layak mendapatkan dukungan serta apresiasi,” demikian salah satu pernyataan Dr. Lena Larsen, guru besar Studi Islam di Universitas Oslo. Menurut mantan Ketua Majlis Islami Norwegia ini, para da’i tersebut di samping mempunyai bakat dakwah yang cukup baik, mereka juga mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang. Namun, tambah Larsen, untuk kesuksesan dakwah Islam terutama di Barat, sangat dibutuhkan adanya organisasi dakwah Islamiyah skala internasional yang mampu membentuk dan membina da’i-da’i modern yang handal yang mampu melaksanakan dakwahnya di era globalisasi, sehingga dapat merangkul mad’u dari berbagai kalangan.
Secara umum, Barat mensucikan kebebasan, ini satu sisi. Dari sisi yang lain, di Barat tidak mengenal norma-norma susila, bahkan di Kristen kita juga melihat mereka melecehkan Isa AlMasih, Jadi norma-norma susila dan etika bagi orang barat adalah sesuatu yang remeh. Dan untuk mengahadapi hinaan dan pelecehan kita harus menggunakan dialog yang sehat. Jadi, dunia Islam dituntut untuk melakukan dialog dengan Barat. Kita juga dituntut untuk memberikan informasi yang benar tentang Islam dan menjelaskan hal-hal yang selama ini dianggap ancaman bagi mereka, seperti masalah terorisme dan lainya. Sayangnya, banyak orang menyakini bahwa Islam mengajak umatnya kepada radikalisme dan terorisme dan membenci orang-orang di luar Islam serta budaya mereka. Karena itulah respons mereka terhadap Islam adalah kebencian dan ketakutan. Jadi, yang paling penting adalah agar umat Islam mampu memberikan penjelasan yang benar tentang syariat Islam dan terorisme dalam bingkai dialog yang sehat.
Dalam menyampaikan ajarannya, seorang da’i tidak akan lepas dari sarana atau media. Untuk dapat mencapai tujuan yang tepat dan mendapatkan kebehasilan, maka seorang da’i harus pandai dalam memilih media dakwah. Masyarakat masa kini adalah masyarakat plural yang berkembang dengan berbagai kebutuhan yang praktis, sehingga kecanggihan teknologi mau tidak mau akan menghadapi dan menjadi idaman dalam kehidupan masyarakat. Kecanggihan teknologi telah membuka sekat dan menghilangkan batas ruang dan waktu, sehingga memilih dan menggunakan media dakwah yang tepat sudah merupakan keharusan dan tuntutan zaman. Dengan demikian, media dakwah merupakan wasilah bagi keberhasilan dakwah yang dilakukan.
Pendakwah di zaman ini tidak lagi mapan dengan hanya kebolehan berpidato atau berceramah. Tetapi pendakwah zaman ini adalah penyelidik dan penggerak kepada penyelesaian masalah semasa secara praktis. Ia memerlukan kemahiran dan kebijaksanaan sebagai pendakwah dan sekaligus penyumbang kepada pembinaan tamadun yang dibentuk berasaskan acuan Islam. Artinya dalam posisi ini mempunyai kesadaran dan telah menempatkan pada posisi startegis dengan menghadirkan dan mengikutsertakan teknologi informasi sebagai mitranya dalam dakwah amar ma’ruf nahiy munkar.
Bill Gates yang seorang pendiri perusahaan software terbesar didunia yaitu Microsoft dalam kunjungannya ke Indonesia belum lama lalu mengatakan bahwa dunia akan memasuki era baru dalam teknologi digital, dia menyebutnya “Second Digital Decade”, dimana dalam dekade ini nanti, teknologi digital akan berada di setiap kamar, di setiap rumah, dan di seluruh negara, mulai dari layar sampai ke proyektor dinding dan bahkan sudah terintegrasi dengan meja diruang tamu. Nanti seluruh peralatan digital tersebut akan lebih mudah digunakan, karena akan menggunakan suara dan gerakan tubuh dibandingkan harus menggunakan mouse atau keyboard lagi. Salah satu fokus utama dalam dekade tersebut adalah menghubungkan manusia melalui internet dan seluruh aplikasi perangkat lunak dan keras nanti yang akan terhubung langsung ke Internet.
Dalam dunia telekomunikasi pun sama, saat ini sedang dirancang sebuah protokol / standar telekomunikasi baru yang disebut LTE (Long Term Evolution) dimana jalur data komunikasi semakin cepat, lebih luas cakupannya, lebih besar kapasitasnya dan lebih reliable. Dengan teknologi LTE ini maka semakin mendukung terciptanya sebuah dunia tanpa batas, di mana orang yang berbeda negara dapat saling terhubung menggunakan internet dan bisa berkomunikasi secara audio visual tanpa ada halangan dan gangguan yang begitu berarti.
Mengetahui hal ini semua, umat Islam sudah seharusnya memperbaharui tema-tema dakwahnya sekaligus cara berdakwahnya. Metode-metode klasik dalam berdakwah memang tidak perlu kita hilangkan namun alangkah baiknya dikembangkan. Disaat umat lain telah berupaya menyebarkan ajaran dan pandangannya menggunakan iklan-iklan di televisi, di komunitas maya menggunakan email, mailing list, forum diskusi, internet messenger, sampai yang ter-update saat ini (Facebook), apakah kita akan diam saja dan hanya menjadi pengagum dan penonton mereka?
Dakwah dalam Islam berarti mengajak seseorang atau kelompok dari tidak tahu Islam menjadi tahu, dari yang anti Islam menjadi pendukung Islam, dari yang bukan muslim menjadi seorang muslim. Dan cara kita berdakwah juga telah diajarkan yaitu menggunakan hikmah dan kata-kata yang baik, sedangkan tekniknya kita sesuaikan. Dengan mengambil konsep dakwah yang telah digariskan Rasulullah sekaligus nilai-nilai positif dari perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi maka dari sinilah tercetus kata-kata e-dakwah.
E-dakwah memiliki konsep dan hubungan yang tidak jauh dengan kata-kata e-mail, e-learning, e-government, e-commerce dan sejenisnya. Kalau email adalah metoda simpan dan teruskan dari pembuatan, pengiriman, penerimaan dan penyimpanan pesan menggunakan sistem komunikasi elektronik jaringan atau internet (wikipedia). E-government adalah penggunakan teknologi internet sebagai sebuah landasan dalam pertukaran data, penyediaan layanan dan transaksi kepada warga negara, pebisnis atau tangan pemerintah yang lain (wikipedia). Dan hampir e-e yang lainnya pun tidak beda jauh, yaitu mereka menggunakan media internet sebagai infrastrukturnya. E disini bisa berarti melibatkan cara, range / jarak / geografical position, sebuah system atau proses dan infrastruktur. Maka e-dakwah pun kurang lebih adalah proses pengajaran, pembelajaran, penyampaian sesuatu informasi / pesan berkaitan dengan dunia Islam dengan harapan orang yang diberikan informasi tersebut menjadi tertarik bahkan bisa bergabung kedalam barisan kaum muslimin. Oleh karena itu informasi yang akan disampaikan dalam e-dakwah ini harus bersifat valid, terpercaya, bukan sebuah fitnah, bersifat konstruktif, membuka dan memperdalam wawasan, terbuka untuk didiskusikan dan tidak mengandung unsur-unsur lain yang dapat merusak makna dakwah itu sendiri.
E-dakwah ini sendiri akan terus berkembang seiring dengan perkembangan ilmu, teknologi dan pengetahuan manusia, seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan dakwah Islam kepada manusia, seiring dengan pertumbuhan manusia itu yang semakin meningkat, seiring dengan pertumbuhan Islam itu sendiri. Dan tergantung sejauh mana generasi penerus dapat memanfaatkannya secara optimal sesuai dengan kebutuhan

Selasa, 03 Januari 2012 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar